SELAMAT DATANG DI WEBSITE PENGADILAN NEGERI KUALA TUNGKAL   Click to listen highlighted text! SELAMAT DATANG DI WEBSITE PENGADILAN NEGERI KUALA TUNGKAL Powered By GSpeech
gspeech_html   Click to listen highlighted text! gspeech_html Powered By GSpeech

Artikel

DUA VERSI PERANG BUBAD

Oleh : Achmad Peten Sili, SH.MH. (26 Oktober 2018)

Versi Pertama. Sejak kecil, bacaan saya tentang perang ini disebabkan ketersinggungan Gajah Mada atas permintaan Raja Padjajaran agar Putrinya Diah Pitaloka si calon Permaisuri Raja Hayam Wuruk disambut sebelum masuk Kota Kerajaan Majapahit.

Sebagai orang yang pernah bersumpah agar seluruh Nusantara berada dibawah komando Majapahit, tentu Gajah Mada punya alasan untuk menyerang. Karena dengan penyambutan seperti itu, mengandung pengertian bahwa Raja Padjajaran belum Tunduk dalam Garis Komando Majapahit. Dan akhirnya, peristiwa Tragis itupun tak dapat dihindarkan. Sang calon Permaisuripun mengangkat keris untk mengakhiri hidupnya menyusul tewasnya Ayahanda tercinta bersama pasukan, bahkan dayang-dayangpun ikut bunuh diri demi harkat dan martabat mereka. (Versi pertama ini lebih menunjukkan betapa Hebat Gajah Mada dgn Sumpah Palapa nya...)

Versi Kedua. Bahwa permintaan Raja Padjajaran agar putrinya sang calon permaisuri kerajaan Majapahit disambut sebelum masuk kota Majapahit adalah sebuah penegasan bahwa Padjajaran belum tunduk pada Majapahit. Sikap ini tentu disebabkan karena sebelumnya, tidak pernah terjadi pertempuran antara Padjajaran dan Majapahit yang berakhir pada kekalahan Padjajaran ataukah semacam Upeti dari Padjajaran bagi Majapahit. Dengan demikian permintaan sambutan itu adalah hal wajar. (Versi kedua ini justru mempertanyakan dimana letak Kehebatan Gajahmada dgn Sumpah Palapanya)

Mengapa kita menyebut versi kedua justru meragukan kehebatan Gajahmada?... Mari kita analisis bersama.

Point kesatu, yang kita ketahui, penyerangan yang dipimpin Gajahmada tersebut tanpa sepengetahuan sang Raja Hayam Wuruk. Tentu, tindakan spt ini justru masuk kategorikan pembangkangan terhadap Raja, yang berakhir pada pengasingannya. Coba anda bayangkan seorang Raja bisa kehilangan calon permaisuri yang sudah disukainya hanya karena ulah perdana menterinya...?!

Point kedua, sudah jelas bahwa kedatangan rombongan dari Padjajaran itu untuk mengantarkan putri rajanya yg dipinang menjadi permaisuri Majapahit, karena itu pastilah dalam suasana kegembiraan dan sukacita, bukan dalam suasana penuh ketegangan siap bertempur seperti layaknya pasukan yg hendak pergi berperang. Kalau kemudian yang menyerang justru Tuan Rumah sendiri, Apa Kata Dunia?...pastilah dinyinyir sbg Jago Kandang dan Curang....

Point Terakhir.... Kita tinggalkan dulu soal Majapahit dan Padjajaran... Kita menuju Negara Hukum Indonesia

Yg sedang bertengkar, pertengkaran mereka selalu memutar mutar, saking asyiiknya diputar-putar, kita seolah-olah sedang bertengkar hebat. Padahal, aslinya tidak jauh dari Komedi Putar.

 

Search
  • 01 Sangkot.jpg
  • 03 Raflii.jpg
  • 04 Iraa.jpg
  • 05 Richaa.jpg
  • 06 Agnes.jpg
  • 07 Debo.jpg
  • 08 Dewi.jpg
  • 09 Andimadd.jpg
  • 10 juliadi_1.jpg
  • 11 edi s.jpg
  • 12 Yulli.jpg
  • 13 fEBRI.jpg
  • 14 Guwe.jpg
  • 16 Sari.jpg
  • 18 Handri.jpg
  • 19 Beni.jpg
  • 20 Fitri.jpg
  • 21 Halim.jpg
  • 22 Supri.jpg
  • 23 Nora.jpg
  • 24 bagus2.jpg
  • 27 Almira 2.jpg
  • 28 fifi2.jpg

Login Form
Peta PN se Indonesia

Alamat Kami :
Jl. Prof. DR. Sri Soedewi MS, SH., Kec. Bram Itam, Kuala Tungkal. Jambi 36514
Telp/Fax : 0742-7351000
Email : pn_kualatungkal@yahoo.co.id

Pengunjung hari ini : 17

Total Pengunjung : 111872

Legetøj og BørnetøjTurtle
Click to listen highlighted text! Powered By GSpeech